Posted in The Lessons

Relationship 101: Have The Talk!

 

That’s why they call it “having a crush”, because when it’s going good or bad, it’s tearing you apart either way.

That’s why they call it “falling in love”, because it drags you down to a deep well. It forces you to be blind, not seeing the bads and the possible problems. It hurts when you love too much. It hurts when you feel less love.

 

I’m not saying that it’s a bad thing though… I believe that we can find at least 1 positive thing in every pain and sorrow. There’s a small hint of light in the darkness if you work on it.

Just a precaution: Keep your eagle eye and your sane mind to see what’s coming, to anticipate for the worst, to not let yourself going in too deep in the pool of feelings. Be realistic.

 

If you notice there’s an issue  in your relationship, don’t stay still: Speak up as soon as possible! Holding it up will do you no good, trust me. No matter how scary and terrifying you think the result will be, be bold, and start talking!

If you feel not ready for it, talk to your best friends, ask for their opinion, get some advice from other point of views. Let them encourage you and give you all the support you need.

I’ve had my part, and finally done it after 6 months of hesitating. The postpones were the painful parts. I promised myself not to regret anything in life, but these delays were something I regretted somehow. It should’ve been done earlier. I don’t want everyone else to experience the same as I did. That’s why I’m telling you this: When you feel it, let your feelings out. Give peace to your soul and mind, at least…

Posted in The Lessons

Don’t Cheat!

To be honest, I’m not an expert on relationship. Yet, I have to admit (proudly, hahaha…) that I am not an amateur in solving relationship issues (especially when it’s other person’s issue *sigh).

As a start, I’ll let you know my relationship track record. It’s irrelevant actually, but well, I need to write something here, right? 😛

Up to now, I’ve been in 12 relationships plus 4 of no-relationship-but-you-are-basically-together-or-whatsoever-thingie. From those 16, I’ve experienced both cheating on and being cheated on. Aaaand… I hate to tell you this: Both are shitty!
Cheating on your BF/GF?

At the beginning, you can feel the rushing excitement. The fire is burniiiing! Yes! It’s addictively fun.

But… It’s not so fun after awhile. After you lose the sparks, you’ll get loose and careless. And voila! You get caught! What happen next?

1. Your BF/GF dumps you and treats you like a huge load of crap. You’ll suddenly notice the great moments you’ve had together. You’ll realize what a big lost you get. Aside from all of that, you’ll feel bad…

2. Your BF/GF forgives you and you’re back on track. One thing though… Your relationship would never be the same…
Being cheated on?

It’s not something I have to explain, isn’t it?

The realization of sharing your BF/GF with other person. The realization of his/her odd behavior. The thought that he/she does everything you’re through with other person. Argh!!!

Not to mention the broken self esteem… And all the echoing voices inside your head: “What did I do wrong?” “Am I ugly?” “Do I deserve to be loved?” “Am I worthy?”


So… Yeah…

Don’t cheat, babes! The idea is tempting. The opportunity (when it comes) is like the sun ray passing through the wall of clouds (I’m being serious here). But remember! If you are not ready for the consequences, KEEP YOUR LOYALTY TO THE MAX! 
Love,

Nee

Stay still, babes!

Posted in The Lessons

LAPAS Malang

Hello gorgeous,

Pas di Malang kemaren gw sempet mengunjungi salah satu Lembaga Permasyarakatan a.k.a. LAPAS Malang. Siapa yang lagi jadi napi di sana? Ra.ha.si.a! 😛

Jadi gw kesana semacam saltum (baca: salah kostum). Berhubung gw ke LAPAS setelah salam-salaman sebubarnya Sholat Ied, gw masih pake dress panjang, tanpa lengan. Dan gw berangkat ke LAPAS tanpa nyempetin ambil jaket ato apalah apalah.

Jadinya… pas udah nyampe sana, gw disuruh ganti baju! Dih! Lo kate rumah gw di sebelah LAPAS, dan gw bisa seenaknya capcus balik ke rumah buat ganti baju, gitu?

Jadi sejak detik itu, gw mah sebodo amat… kalo ga dibolehin masuk ya udah, gw tunggu di luar aja.

Akhirnya, sepupu gw inisiatif minjemin jaketnya buat gw pake. Walopun sempet kejadian juga gw dilarang masuk gegara pake jaket. Jaket juga dilarang, gals! Tapi pas gw tunjukin lengan telanjang yang ada di balik jaket, gw langsung dibolehin jalan terus. Wekekeke…

Eh eh ternyata di pos pemeriksaan yang kedua, gw dilarang masuk lagi gegara bawa tas. Padahal tas gw kecil loh! Cuman bisa muat dompet, amplop angpau, tisu, hape, ama tab. 😦

Akhirnya gw memutuskan untuk tinggal di luar aja, ga jadi besuk napi.

Rencana stay di luar pun gagal gegara rombongan gw menego para sipir biar gw bisa nyusul masuk. Alhasil, gw kudu nitip tas dulu di tempat penitipan yang ramenya naujubilah! Gimana ga rame? Orang yang antri kunjungan aja ampe 300an lebih dan 1 nomer antrian isinya bisa 3-8 orang!

Ujung-ujungnya gw berhasil masuk ke LAPAS, pake diraba-raba ama sipir cewek, buat pemeriksaan gitu… Yakalik gw bawa bom. Ato senjata tajam. Ato miras selundupan! Wekekeke…

Nah… berbekal keribetan kunjungan inilah, gw jadi terinspirasi buat nulis nih postingan. Biar bisa jadi tambahan info buat kalian yang suatu saat butuh ke LAPAS buat ketemu ama siapa gitu dehhh… Cus baca terus!

Tips
Berdoalah sebelum tidur… Wekekeke… Ga ada hubungannya ama LAPAS, tapi perlu dilakukan buat mempersiapkan hati dan pikiran. *halah

Pake celana yang nyaman n kaos yang ada lengennya.
Kunjungan hari raya kayaknya beda ama hari biasa. Soalnya para napi n pengunjungnya dikasih ruangan terbuka yang dikasih tikar ala-ala piknik keluarga. Makanya diminta pake baju yang sopan, biar ga ‘disergap’ ama napi lain – ini asumsi gw. Dan kenapa celana? Soalnya duduknya lesehan! Pake dress ato rok mah bikin ribet!

Pake sandal, jangan pake sepatu.
Ini kaitannya masih ama duduk lesehan tadi. Gw kemaren pake sneakers, jadi rombongan gw harus nungguin gw pake separu pas kita udah kelar kunjungan.

Siapin fotokopi KTP! Ini syarat wajib buat pengunjung. Kalo pengunjung cowok malah kudu bawa KTP asli (ato Kartu Pelajar dll.) buat pemeriksaan di dalem. Kuatirnya ada yang tukeran tempat ama si napi – semacam jadi joki gitu…

Tas, mau sekecil apapun, mending dititipin. HP wajib dititipin. Duit dikantongin aja, kali aja butuh…

Bawa snack ato minuman yang nggak mencurigakan. Yang masih segelan dalam kemasan, jadi ga bakal dicurigain bawa minuman aneh-aneh buat napi.
Snack bakal berguna pas lagi ketemuan ama si napi, jadi ngobrolnya lebih seru… kan ada cemilannya… Wekekeke…

Siapkan hati dan tisu yak. Kalo napinya orang yang deket ama kalian, gw yakin bakal ada acara nangis-nangisan. Jadi kalian harus jadi orang yang lebih kuat – jangan nangis bombai. Setidaknya kalo si napi nangis, kalian berada di posisi menenangkan, ga mewek-mewekan berdua. Wekekeke… Tisu juga penting buat menghapus air mata kesedihan… *halah lagi

Kalo bisa sih, sekalian kasih nasehat ke si napi buat ga ngulangin perbuatannya. Mana enak Lebaran gitu di bui, ga bisa jalan-jalan, ga bisa kumpul ama keluarga… Syedih lah…
Jaga juga orang-orang terdekat kalian biar ga sampe bikin salah atau ngelanggar hukum segitunya. Dipenjara tuh nggak enak…

Kira-kira gitu sih tips dari gw. Semoga bermanfaat yaaaa…

Posted in The Lessons

I’m an Ambivert!

Hello gorgeous!

I read a comic today about the life of an introvert. It was pretty interesting at the first place because I found my boyfriend to be one of this.

Then… I googled it, and found a quiz to find out whether I am an introvert or an extrovert person. And… it turned out that I am an ambivert!

Take a look on each of the category!

Ambivert
Being an ambivert means that you fall smack in the middle of the introvert-extrovert spectrum. In many ways, ambiverts have the best of both worlds, able to tap into the strengths of both introverts and extroverts as needed.

Introvert
Given the choice, introverts will devote their social energy to a small group of people they care about most, preferring a glass of wine with a close friend to a party full of strangers. Introverts think before they speak, have a more deliberate approach to risk, and enjoy solitude. They feel energized when focusing deeply on a subject or activity that really interests them. When they’re in overly stimulating environments (too loud, too crowded, etc.), they tend to feel overwhelmed. They seek out environments of peace, sanctuary, and beauty; they have an active inner life and are at their best when they tap into its riches.

Extrovert
Extroverts relish social life and are energized by interacting with friends and strangers alike. They’re typically assertive, go-getting, and able to seize the day. Extroverts are great at thinking on their feet; they’re relatively comfortable with conflict. Given the choice, extroverts usually prefer more stimulating environments that give them frequent opportunities to see and speak with others. When they’re in quiet environments, they’re prone to feeling bored and restless. They are actively engaged in the world around them and at their best when tapping into its energy.

[Credits to Quiet Revolution]

So… which one are you?

Posted in The Lessons

Naik Kereta Api, Tut Tut Tut~

Hello gorgeous…

Maap judulnya alay. Wekekeke…

OK, gw lagi excited banget, soalnya besok gw mudik! Dan, bener, gw berangkat dari Jogja (ke Malang instead of Jember) naik kereta api…

image

Jujur, gw sebenernya nggak terlalu suka naek kereta api, soalnya berisiknya bikin ga bisa tidur. Nah, kalo gw ga bisa tidur sepanjang perjalanan, gw bakal mati bosen selama 8 jam perjalanan.
Tapiiii… berhubung besok gw cabs ama adek gw, si Yuda, gw memutuskan buat naek kereta aja.

Kali ini, gw nyoba beli tiket kereta api secara online. Maklum… jadwal kerja gw padat merayap!!! *sombong dikit gapapa lah

Sampe sekarang, gw masih terkagum-kagum ama improvement PT KAI dalam hal layanan online. Suwkak! Praktis dah pokoknya!

Buat yang belom pernah beli tiket kereta api online, ikutin step by step di bawah ini yak… Enjoy!

1. Masuk ke situs resmi PT KAI (Di sini)
2. Pilih tanggal, asal, n tujuan keberangkatan
3. Pilih kereta api yang jadwalnya paling OK menurut kamu
4. Bayar tiketnya (Bisa pake ATM, internet banking, mobile banking, SMS banking, BCA KlikPay, …)
5. Tunggu email konfirmasi

Nah, kalo udah dapet email konfirmasi, kalian bakal dapet 1 file PDF yang isinya kode booking tiket n info penumpang yang kalian daftarin.

Di bagian keterangan tertulis bahwa kalian harus nunjukin print out dokumen ini untuk mendapatkan tiket, maksimal 1 jam sebelum keberangkatan. Tapi tapi tapiiii… ternyata ga perlu nge-print!

Langkah selanjutnya adalah:
1. Dateng ke stasiun kereta
2. Cari mesin printing boarding pass (kalo di Stasiun Tugu, adanya di area pintu masuk peron, di sebelah Indomaret)
3. Masukin kode booking ato scan QR code-nya
4. Klik “Cetak/Print”
5. Dapet deh boarding pass-nya!

image

Gampang banget dah pokoknya. Ga perlu antri customer service ato antri loket tiket. Cuman emang kalo semua orang mulai beralih ke tiket online, bakalan ngantri printing boarding pass nih…

Posted in The Lessons

Diet Kantong Plastik

Hello gorgeous,

Udah beberapa lama ini pemerintah Indonesia memberlakukan Diet Kantong Plastik. Praktiknya, setiap supermarket n minimarket membebankan biaya Rp 200 untuk 1 kantong plastik yang dipakai oleh pembelinya.

Menurut gw…
Kebijakan ini kurang bijak.

Kenapa?
Karena hanya membatasi dengan cara pemaksaan, tanpa memberikan solusi.

Fine, salah satu minimarket dan salah dua supermarket yang gw tau, udah memberikan alternatif lain: tas belanja yang bisa dipake berulang-ulang. Bentuknya semacam tote bag gitu. Bahkan di Superindo, udah dari sebelum era diet kantong plastik, disediain opsi lain untuk packing barang belanjaan konsumennya, yaitu kardus.

Apakah pemerintah – ato minimarket/supermarket – memberikan solusi?
Kayak yang gw bilang di atas… nggak semua minimarket ato supermarket memberi solusi.

Superindo: OK.
Gratis packing belanjaan pake kardus. Plus… jualan tas belanja yang bisa dipake berulang-ulang.

Mirota Kampus: OK
Sama kayak Superindo, MirKam nggak ngasih tambahan biaya kalo belanjaan kita di-pack pake kardus.
Setiap pembelanjaan minimal Rp 500.000, customer dapet tas belanja gratis – warna orens n bisa dipake berulang-ulang.

Indomaret: Zong!
Ga ada opsi lain yang ditawarkan.

Alfamart: Zong!
Ga ada opsi lain yang ditawarkan.

Swalayan Maga: Plastik gratiiiiissss…

Yang lain-lain belom sempet gw survey. Kalo sempet, gw cek toko-toko ritel se-Yogyakarta Raya buat ngecek kebijakan perplastikan. Wekekeke…

Apa yang terjadi saat Diet Kantong Plastik dicanangkan?
Konsumen tetep mbungkus belanjaannya pake kantong plastik. Alasannya? Karena “denda”-nya murah. Cuman Rp 200 ini…

Komen gw: Balik ke tujuan utama program Diet Kantong Plastik, yaitu mengurangi konsumsi kantong plastik. Big fail dong kalo masyarakatnya masih aja pake kantong plastik…

Kenapa kejadiannya gitu? Karena kebijakannya nggak matang! Ada isu, artinya ada solusi yang masuk akal n pake contingency plan.

Udah ah. Mau dengerin tukang ronda bangunin orang saur…

Posted in The Lessons

The “Ex”

All I want is nothing more
To hear you knocking at my door
‘Cause if I could see your face once more
I could die a happy man I’m sure

When you said your last goodbye
I died a little bit inside
I lay in tears in bed all night
Alone without you by my side

But if you loved me
Why’d you leave me?
Take my body
Take my body
All I want is,
And all I need is
To find somebody.
I’ll find somebody like you…

Oh oh…

So you brought out the best of me,
A part of me I’ve never seen.
You took my soul and wiped it clean.
Our love was made for movie screens.

But if you loved me
Why’d you leave me?
Take my body,
Take my body.
All I want is,
And all I need is
To find somebody.
I’ll find somebody.

Oh…

If you loved me
Why’d you leave me?
Take my body,
Take my body.
All I want is,
And all I need is
To find somebody.
I’ll find somebody like you…

Oh…

[All I Want by Kodaline]

———————-

An ex-boyfriend or ex-girlfriend is a part of our past. Our past with them, either it was full of happiness or sadness, is still something precious. It doesn’t necessarily mean that the ex is still precious at the moment, but one thing for sure: the memories are worth keeping.

I believe that most of all had that one ex who torn our heart aparts real hard more than others when we broke up.
It was more than a sadness: it was a torture.
Well, breaking up was never a pleasure…
But keep in mind! Breaking up always came with a reason.
Either you were the one holding on the reason or your ex was.
So… You knew what would happen if the breaking up didn’t happen.

What about making up with the ex?
Back to be together as a couple, as a lover…
Is it a bad thing or a good one?

Well… You can never say whether it’s good or bad.
You know the risks, and it’s good, because you are aware of anticipation – how to make the things go well and how to make it go south.
You might go back to the bad situation which made you break up at the first place, and it’s bad. But again, you should’ve anticipated it from happening. And both of you should’ve learned from your past mistakes to fix it hand in hand or prevent it from happening.

What if being back with your ex didn’t give you any good?
You know the answer.
It’s either closing the book of your stories for real or keeping what you call relationship even though it hurts you more and more everyday – just throw away all your expectation to see him/her change into how you want him/her to be.

One thing to hold on tight: you are responsible of your own happiness.
If you are not happy, it’s mostly by your choice – and you’re the only one who has the power to change it.

Posted in The Lessons

Karena Yang Ribet Akan Mencari Yang Sederhana…

Hello gorgeous

Hari ini gw sempet kepoin “mantan”. Bukan karena pengen balikan ato gimana sih… Cuman rada penasaran aja ama hubungan dia ama pacarnya yang sekarang. Yep, gw tau kalo dia dah punya pacar and of course it’s totally fine (I’m being honest here).

Terus… Gw flashback ke masa-masa dimana kami masih barengan, masih “jalan”. Dia adalah satu-satunya “mantan” yang pisah ama gw karena alasan yang nggak pernah gw pahami. Kami berpisah baik-baik, dalam kondisi yang sebenarnya baik-baik aja. Nggak ada pertengkaran. Nggak ada perselingkuhan. Ato apalah-apalah…

Alhasil, setelah kami akhirnya berpisah, gw selalu bertanya-tanya, “What was wrong with our relationship? What was getting in the way?” Dan hari ini, gw nemu jawabannya…

Gw perhatiin tipikal pacarnya yang sekarang. The way she looks… The way she is being with him… The way they interact… Dan gw sampai pada kesimpulan (I’m sorry if I’m being a bit judgmental) bahwa dia sederhana.

He was complicated, and still is. I was complicated, and still am. Our world was surely a complicated one, without any hint of getting it simpler… I don’t want to be simple. He doesn’t want to be simple.

So… Yeah… Kenapa kami berpisah? Karena yang ribet akan mencari yang sederhana. Sebagai penyeimbang… Sebagai penyempurna…

~nee~

image

Posted in The Lessons

Fucked Up

Fucked up world where the sane people live in.
Every single actions would not change the world, by any means.

Sane world where the fucked up people live in.
The people’s actions would change the world, somehow.

Fucked up world where the fucked up people live in.
Congratulations… You are fucked! So many times.

Posted in The Lessons

Jatah Air Putih Per Hari

Pagi ini gw sempet nonton sebuah acara di NET.TV yang judulnya Pagi Pagi. Hostnya, Andre Taulani ama Hesti Dinata, sempet ngebahas masalah asupan air minum per hari.

Udah standart banget kan ya, 1 orang diharusin minum air putih 2 liter sehari… Nah, di acara ini gw nemu fakta baru.

Di segmen pagi tadi, host nelpon Jansen, narasumber yang kerjaannya adalah ahli gizi. Dari Pak Jansen dikasih penjelasan bahwasanya sebenernya kebutuhan air mineral (air minum) buat setiap orang adalah 30 mililiter dikali ama berat badan.

Jadi, buat aku yang berat badannya 45kg, kebutuhan air minum minimal adalah 30 x 45, alias 1.350 mililiter ato 1,35 liter.

Udah gitu aja. Hehehe… Semoga infonya bermanfaat…

_nee_

Posted in The Lessons

Love Me For No Reason

image

My boy is imperfect.
He snores…
He is high tempered when hungry…
He is busy with his phone, some times when I am around…
He doesn’t always remember the stories I tell…
He doesn’t always accompany me when I need one…

But over all of those and more behind, I know that my feeling stays the same.

Posted in The Lessons

Maju…atau Mundur?

Selangkah aku maju namun terasa bermil-mil aku mundur…

Mengambil keputusan atas pilihan-pilihan hidup bukanlah perkara sederhana. Seringkali, walaupun tidak selalu.

Memantapkan hati untuk mengambil langkah maju, meski sejengkal, sedikit banyak menyita waktu.
Karena pada akhirnya…perasaan yang akan menjadi korban. Entah korban kebahagiaan yang melimpahruah. Atau korban kesakitan yang merajalela.

Banyak masa dimana aku ingin jalan di tempat. Dimana aku bisa berulangkali menoleh ke belakang, memandang keindahan dari puing-puing masa lalu… Dimana aku bisa menaruh harap, menduga-duga, dan bermimpi tentang keindahan di depan, tanpa perlu menghadapi persimpangan-persimpangan baru yang terasa asing…

Bukan sekali aku mengambil langkah yang salah. Bukan sekali pilihan yang kuamini berubah jadi petaka. Kesalahan dan petaka yang tidak pernah aku sesali, memang, tapi tetap saja…terasa bermil-mil aku mundur…
Sakit? Pasti…
Jengah? Jelas…
Khawatir? Tentu…

Saat selangkah aku maju, aku layak merasakan kelegaan!
Itu rasaku…
Saat selangkah aku maju, aku pantas mendapatkan kebahagiaan!
Itu pikirku…
Sayangnya, dunia yang kuhadapi tidak melulu memuja rasa dan pikirku.

Yah…
Aku hanya berharap alam bawah sadarku melenakan kakiku.
Membawanya melangkah, maju, di tempat, atau mundur.
Aku menyerahkan diri pada keinginan terdalam. Pada suara-suara yang tak berwujud. Pada teriakan jiwa yang merangsek keluar.
Dan pada akhirnya, jika perasaanku berkata bahwa aku mundur bermil-mil, aku akan punya kambing hitam untuk disalahkan…

_rawr_

Posted in The Lessons

Change in Loving

I used to be spoiled.
My boy cooked for me.
He made beverages for me.
He dropped and picked me up wherever I wanted to go.
He made my bed.
He listened to my stories.
He kept me close as long as possible.

But now the loving has changed.
Though it doesn’t mean that we love each other less than before.
We keep craving for each other as always.
We care for each other as usual.
It’s just getting easier to show our affection without having to be side by side.

For me, it’s a sign of us being more and more mature.
I’m no longer asking him to be around every single time.
He doesn’t need to keep an eye of me over everything. And neither do I.
I know he is mine. He know I am his. As simple as that.
Yet, on the days of me feeling fragile, I’ll have him by my side. And he doesn’t mind.

_rawr_

Posted in The Lessons

Evaluation: My Version of the Judgment Day

I got evaluated earlier this month, by my manager far away in Ho Chi Minh City.
Facing the evaluation was both exciting and terrifying. Exciting for my nature in seeking for compliments and opinions. Terrifying for my self-defense mechanism which wasn’t allow me to get hurt over people’s judgments.
And the result? Exciting and terrifying. I got a challenge to take, to improve myself even better in the future. Negotiable, but somehow mandatory.

I kept thinking about it days and nights. It kept eating out my brain, I even could hear the sound of chewing inside my head. I’m scared. I’m threatened.
Anyway I have to do it. Like it or not. I’m trying, but I’m afraid that I’m not giving the best.
I feel like holding onto nothing. I’m floating around in a feeling I don’t understand. I’m walking on a tiny rope without anything to grab on.

Thankfully, the stubborn-me does stay. It gives me enough power to keep on walking. It saves enough dignity to stand tall and hold my head up-high. Until the “judgment day” comes once again. Another video call to face… Another assessment to listen to…

_rawr_

Posted in The Lessons

Antara Dua Pilihan

Menjadi “sesuatu” berarti menjadi sasaran ekspektasi, yang tidak selalu mudah untuk dihadapi…

Menjadi anak kedua setelah si sulung beranak dua. Menjadi wanita Indonesia dengan segala aturan dan tuntutannya. Menjadi teman dari sahabat-sahabat yang telah berkeluarga.
Pertanyaan “Kapan menikah?” pun menjadi tren. Layaknya kisah layar lebar di HBO, diputarulang hingga pemirsanya nyaris muak… Walaupun ternyata pada akhirnya pertanyaan ini mengikuti jejak sinetron Tersanjung – berhenti setelah season 7.

Menjadi penggila kerja yang penuh ambisi. Menjadi penikmat belanja yang selalu lapar mata. Menjadi idealis yang selalu merasa belum sempurna.
Banyak jam, menit, dan detik dilewatkan untuk mengejar harapan. Banyak cita-cita yang ingin diraih. Banyak mimpi yang ingin dicapai. Banyak hal yang ingin dimiliki.

Menikah atau meraih cita-cita hingga saat ini menjadi pilihan yang tidak sejalan. Setidaknya, begitulah otakku berbicara. Meninggalkan dunia lajang berarti meninggalkan kebebasan untuk menjadi individu yang aku cita-citakan.

Ada banyak masa dimana hidup berumahtangga menjadi bagian dari cita-cita. Sehari… Dua hari… Dan hilang! Untuk kemudian muncul lagi tanpa diminta… Well, aku masih punya sisi “normal” di kubu minoritas.

Dipertanyakan atau tidak, menikah atau meraih cita-cita tetap akan menjadi pertanyaan, hingga saat dimana janji sehidup semati terucap. Ketika saat itu tiba, pertanyaan “menikah atau meraih cita-cita” telah mencapai titik “menikah dan meraih cita-cita”. Titik perhentian untuk membuat cita-cita baru yang bukan hanya milikku atau miliknya, melainkan milik kami berdua…

~nee~

Notes:
This post is dedicated to “Pinguwin Ikan itu Iwak”.
Temanya susah ih! Maap kalo gaya penulisannya acakadut ga’ jelas… *sigh*

Posted in The Lessons

Hashtag

Hashtag itu apa sih??
Walo udah nge-hits banget, gue yakin masih banyak orang yang nggak ngeh ama istilah yang satu ini.

Biar kekinian, cek dulu apa kata mbah Google tentang hashtag. Cekidot!

image
Dengerin kata mbah Google!

Nah! Sesuai namanya, Hashtag (Kata anak gaul: hestek) alias Tagar ato Tanda Pagar, ditandain ama simbol # yang diikutin ama tag di belakangnya. Tag setelah simbol # bentuknya tuh 1 kata ato frase (tanpa spasi) yang merujuk ke topik tertentu.

Hashtag sering dipake di postingan sosial media (Twitter, Instagram, Facebook, Path, dll.) untuk mempermudah user-nya buat nyari topik tertentu (Di Facebook ama Path sih nggak berfungsi kayak gini…).

Misalnya nih, gue posting foto soto ayam waktu makan siang. Trus postingannya gue kasih hashtag #lunch #makansiang #sotoayam #soto #ayam #makan #gendut #kenyang daaan seterusnya sesuka hati.

Ada beberapa hashtag populer yang awalnya bikin gue jadi bertanya-tanya, misalnya…
#ootd (outfit of the day): Fotonya fokus ke outfit (pakaian) yang lagi dipake.
#tgif (thank god it’s friday): Postingan hari Jumat yang intinya bersyukur karena dah hari Jumat. Biasanya dipake ama user yang kerja ato sekolah/kuliah Senin-Jumat.
#latepost: Ada jeda waktu yang lumayan panjang antara momen pas fotonya diambil ama pas fotonya diposting.

image
#ootd niiiih...
image
Ceritanya gue lagi memutuskan seminggu penuh ngantor pake batik, makanya gue bikin hashtag #ootw alias outfit of the week!
image
Hashtag-nya mau digabung-gabungin jadi kalimat juga boleh...

Asiknya, nggak ada batesan buat isi hashtag. Sah-sah aja kalo mau bikin hashtag sendiri. Kayak gue pernah bikin hashtag #ootw (outfit of the week) kayak screenshot di atas, ga ada yang protes ato komen aneh-aneh. Suer!

Udah ngerti dong sekarang, apa artinya hashtag? Dan gimana cara pakenya? 😉

Posted in The Lessons

Jangan Berhenti Hidup!

Jangan berhenti menikmati kebaikan
Jangan berhenti mensyukuri kebaikan
Jangan berhenti menciptakan kebaikan
Jangan berhenti menularkan kebaikan

Jangan berhenti menjadi diri sendiri
Jangan berhenti memperbaiki diri
Jangan berhenti mengejar mimpi
Jangan berhenti menjadi “hidup”

Hidup tidak melulu tentang kebahagiaan… Hidup adalah takaran yang sempurna dari hal baik dan hal buruk, yang disajikan untuk membentuk sesuatu yang baik: manusia.

May you get the good things in life, to make you smile and to remind you that there are things to be thankful of. May you experience the bad things that you can overcome in life, to make you a better person, to make you stronger than before, to build the strength in you.

Posted in The Lessons

Creative Minds

Thank you, Bill Bernbach, for the love letter!

And as my manager’s said:

“The message is obvious and so true, yet never a waste to remind.
Also, the way of writing and saying it is just great, simple yet powerful…”

Bill Bernbach

Posted in The Lessons

Communicate Well

image

Words full of anger and dissapointment usually comes out in a wrong way and are taken seriously by the receiver of the message. The pain afterwards are often kept for life, unforgotten…

Indeed, the wrong things or even the right things at the wrong moment are better left unsaid.

I had this moment recently, when the people surrounds me said evil things to other people. Waaay in the past I also had some moments when I regretted being such an ass: yelling and cursing without thinking, more than once.

What happened in the end? Disrespectful behavior from both parties. Flows of more dissapointment, negative judgment, and grunts. It would have been better to keep the offensive words among the inner circle, as long as the issues could be solved in peace – either by the dissapointed party or the dissapointing party. When there was a diplomatic way of solution, why the improper communication should appear in the first place?

Saying evil things about other people is another thing – it’s a part of being a human – although it doesn’t count as a good thing to do. But it’s somehow a better thing to do when you are about to explode. Talk to other people and try to calm down. You might find that it’s the best thing to do, as the words you choose over an anger are not completely true…

Posted in The Lessons

Masa Lalu, Masa Sekarang, Masa Depan

Masa Lalu
Aku keras kepala, sangat. Banyak banget lah kisah-kisah di masa lalu yang terjadi gara-gara kekeraskepalaanku. Kadang baik. Kadang buruk. Aku juga suka ingkar janji ke diri sendiri…
Aku orang yang dingin. Nggak terlalu peduli ama orang lain. Bukan hakku untuk ikut campur urusan orang lain.

Masa Sekarang
Aku keras kepala, sangat. Banyak keputusan yang berubah, terlepas dari kekeraskepalaanku.
Aku masih dingin. Tapi setidaknya sekarang aku lebih berusaha untuk menjadi manusia. Dan memanusiakan manusia.
Banyak hal yang terjadi sekarang. Baik dan buruk, aku menikmatinya. Hal baik yang sebenarnya burukpun aku nikmati sebisanya…

Masa Depan
Aku nggak tau akan jadi seperti apa aku di masa depan. Aku hanya bisa membayangkan diriku memiliki semua yang aku cita-citakan. Hampir menyerupai kepastian.
Keras kepalaku tidak akan berubah. Karena pengalaman hidupku menunjukkan bahwa kepribadian tidak berubah. Yang berubah adalah keputusan…

Nee

Posted in The Lessons

Dhewekan

image

Gitu katanya…
Dan memang benar…
Walau cuma satu atau dua jam…
Sendirian, ditemenin sebatang dua batang roksida dan segelas kopi…asal anginnya tidak sekencang hari ini.
Untuk sekedar melepas penat dan menghilang dari dunia nyata…

Kadang butuh lebih dari sekedar hitungan jam…
Beberapa hari menikmati kesendirian, sampai akhirnya mengenal kesepian dan mencari (lagi) riuhnya pertemuan dengan kawan atau sekedar keramaian bersama orang-orang yang tampak asing.

Posted in The Lessons

Resiko 0%

Ada yang lagi promo bisnis.. Dan pake embel-embel “Resiko 0%”. And I say… BULLSHIT!

Buat ikutin bisnis ini, kamu kudu bayar sejumlah uang pendaftaran biar bisa ngedapetin ” Hak Keagenan Pulsa”. Nominalnya beda-beda, tergantung jenis paketannya. Dari seratus sekian ribu ampe sejuta sekian ratus ribu.

Nah, bisnis ini sistemnya ngikut Money Game: kalo kamu dapet anakan/kaki kiri-kanan, kamu bakal dapet duit (ga nyampe 50rebu per anakan yang jelas).

Kalo misal ga cari anakan, ya ga dapet duit… Ga balik modal… ITU namanya RESIKO.

Aku ga anti bisnisnya, cuman ogah aja kalo kudu ikutan. Dan yang paling ga terima adalah… pemakaian kata-kata RESIKO 0% yang nggak pada tempatnya. Setiap kerjaan tu ada resikonya, jangan deh pake false advertising kayak gitu…

Sekian.

Posted in The Lessons

Enjoy Your Work!

There are a lot of ways to enjoy your work, to love your job!

The simplest one… Waiting excitedly for the salary! It’s like a countdown to some of my friends, even though they have enough or more than enough in their bank account. It means, at the very least, that you are aware of a reward for your hard work.

The 2nd way: to spend your salary for purchasing the stuffs you want. For me… now… I want a house! So… saving salaries for months is the option. Yet still, I also use some part of it to buy clothes, bags, shoes, gadget accessories, and or else!

The 3rd way… Enjoying each sip of free coffee at office. Or the free gym. Or the Office Leave.

Another way to do it: take the opportunity to meet new people, to make new friends, to learn about life lesson or new skills from the people around the office.

Enjoy each piece of Excel tasks. Each presentation file. Each patients taken care of. Each appreciative audience of your live music performances. Be proud of your students’ grade. Be grateful that you are nothing like your crappy boss or colleagues.

For me… It is also enjoying the coffee-break-stop I can make on my way back to office after I had an outside-work. I also love the invitations from another institutions.

Love and enjoy your work, gals! No jobs are easy or perfect. But there is always way to have fun in it. Trust me!

Posted in The Lessons

Process Communication Model Training

Hello gorgeous..

Ampe 3 hari ke depan, aku jadi peserta training yang diadain ama kantor, PCM Training.

Intinya.. Kita diajarin buat ngeliat kecenderungan perspektif diri sendiri ama orang lain, biar nantinya kita bisa berkomunikasi pake perspektifnya lawan bicara.

So far… Baru dikasih tau 6 macem perspektif yang ada di PCM. Seingetku ya… Ada Thought, Opinion, Inaction, Action, Reaction, n Feeling.

Yang tipenya Thougt tu lebih mementingkan fakta n pemikiran. Pilihannya adalah correct or not.
Opinion, jelas mengutamakan pendapat – alias hal-hal yang bisa diperdebatkan. Misal beliefs, values, dan sebangsanya. Jadi pilihannya adalah suatu hal itu right or wrong.
Inaction biasanya muncul di orang-orang yang introvert. Imajinatif. Orang yang bakalan lebih PW berada sendirian, jadi imajinasinya bisa merambah kemana-mana. Tipikal orang yang lebih suka dapet instruksi lengkap saat dikasih kerjaan, jadi energi mentalnya bisa kesimpen buat mikirin hal-hal lain.
Buat orang-orang tipe Action, setiap tindakan itu penting. Di hidupnya ya kecenderungannya gitu, utamakan bertindak.
Orang tipe Reaction biasanya humoris, cablak, dan pegang prinsip suka atau nggak suka. Kalo suka ama sesuatu ya bilang. Kalo nggak suka, ya blak-blakan, ga peduli lawan bicaranya bakal sakit ati ato ga.
Yang tipe Feeling bakalan fokus ama perasaan. Biasanya orangnya hangat… Trus kalo ngobrol, suka ngomong, “Aku ngerasa blablabla…” dan sebagenya.

Nah, sebelum ikutan training ini, aku dikasih kuesioner 45 pertanyaan. Dari hasil jawabanku, bakal diliat nih aku dominan di tipe yang mana. Tapi tetep, aku bakal ada kecenderungan untuk ngarah ke tipe lain, semacam perspektif yang sifatnya resesif dari kepribadianku gitu deh…

Sekarang lagi istirahat makan siang. Makanya sempet bikin postingan. Tar jam 1 mulai lagi deh. Bakalan seru kayaknya. 🙂

Stay tuned yah gals… :*

Posted in The Lessons

Love Me As I Am

image

I am so damn lucky!

I am not a perfect person. I even can’t say that I’m a nice person. Yet… I got someone…or more than one…who likes me for the psycho-me.

It feels so good to be myself, a mix between human and evil, and still get the love of the world!

Posted in The Lessons

Love is…

Love is when you find yourself with someone you don’t have to pretend to be someone else.

That you feel secure… No matter how embarassing you might be. A big drooller. Or a loud snorer. An arrogant bitch. Or an asskisser.

That you feel like being with him aaall the time is not a must. You can go with your friends or travelling the world alone, with an acknowledgement that the idea of him is stuck to the whole you like a glue. That you are missing him in a way that you understand completely the reason of your spatial surrounding differs for some moments.

It’s when holding hands will never feel old. Touching his mole, his pimples, or his scar in a silly way, that both of you laugh your ass off on the floor. When poking his face annoyingly will not even cause him mad, or the other way around.

Posted in The Lessons

Tiap Orang Punya Cara…

Hello gorgeous…

Ngeliat temen-temen plus pacar masing-masing adalah salah satu hal yang menarik. Lucu. Unik.

Ada yang pacarannya kayak cicak ama tembok. Nempel mulu. Ya ekstrimnya, pas nongkrong bareng, walo kursi ada 2, lebih milih pangku2an biar nempel.

Ada yang mesranya via hape doang. Kalo SMS/WA/BBM bisa sayang-sayangan, tapi pas ketemu malah cuek-cuekan, autis sendiri-sendiri.

Ada yang sukanya toyor-toyoran kepala.

Ada yang sukanya ikutan temen-temen buat nge-bully pacarnya sendiri.

Ada yang di depan temen-temen keliatan biasa aja. Mesra-mesraannya ya pas cuma berdua doang.

Ada yang ga mesra sama sekali. Sama-sama cuek. Ketemuan ya bikin aktivitas sendiri.. Yang 1 maen PS, yang 1 sibuk ama internet.

Ada yang kerjaannya marahan mulu. Tapi saling sayang. Ampe nikah, malah!

Ada yang ketemu seperlunya aja. Seminggu sekali, pas malem minggu doang. Biar kangen kali yak?

Ada yang pacarannya aneh. Yang cowok malah kalah macho dibanding yang cewek. Yang cowok takut ama ceweknya. Yang cewek takut diputusin ama cowoknya. Lhah??

Ada lagi nih… Yang cowok mikirnya sering kelamaan, yang cewek ga sabaran. Kalo dilogika, bakalan putus kan tuh? Ehhh malah ampe nikah n punya anak 2!

Tiap orang emang punya caranya sendiri untuk nunjukin sayang ke orang. Kadang kita sih yang suka gagal “baca” pernyataan sayang dari orang lain. Aku salah satunya… Pernah ampe nyelingkuhin pacarku yang cueknya minta ampun. Eh, begitu ketauan selingkuh n aku bilang alesannya, dia malah beberin semua hal yang dia lakuin sebagai bentuk sayang n perhatiannya. Dan emang bener… Aku aja yang ga bisa ngeliat semua-muanya ntu sebage perwujudan sayangnya dia.

Waduh, malah curcol… Kayaknya lagi kangen ama mantan yang satu itu… Hiks…

Posted in The Lessons

Working Tips: Perseverance

Hello gorgeous…

I am not be a career expert, yet I still want yo share some of my opinion how to make your career life preserved. One tips at a time. Today, I’d take the chance to give you 1 tips of keeping earning money and staying employed at your company. It’s perseverance!

There were so many times I had the thought of leaving my company and finding another job. Yet… For 3 years I stayed. See where it led me! Now I am a Communication Specialist, bigger salary, bigger responsibility, and better resume for the future.

I made it to this state only by perseverance! I kept on going with my job. When it was time, I finally got this promotion. My perseverance didn’t only get me promoted, but it also gave me some compliments for my work.

It made me stay tough in doing my tasks as well.
How come?
This new position came with bigger risk of being under others’ watch. When I do something good, not everyone will notice. But once I did a mistake, it’s like all eyes are judging me, blaming me. I am pretty sure that a bunch of people are talking behind my back and calling me stupid or anything. Yet… With my perseverance, I manage to keep doing my job and get it done well. It doesn’t need to be rewarded or noticed. I am a bit of workaholic, so I fulfill my need to work in this way. I am also in love with myself, so I feel proud of me by doing something I like and getting paid for it. Some people who notice my work might give their comments, small things that bring a spark of happiness.

So, yeah… Stay! Grow! And pick the fruit when the harvest time is on!

Xoxo,
Nee

Posted in The Lessons

Cara Gengsi Yang Baik

Hello gorgeous…

Hari ini luar biasa!
Bangun pagi dengan notif Facebook yang berjejal dengan cacian atas program panasss di kantor (lihat postingan sebelumnya!).
Ditambah lagi, dapet berita kalo Tante Indra (ibunya adik kelas + mantan murid lesku) meninggal jam setengah 8 pagi…
Ditambah lagi baca mesej di WhatsApp, masih terkait program panas…

Okefix, rasanya males banget bangun. Milih balik tidur n pura-pura sakit.

Tapi… Nggak jadi…

Aku males banget kalo ampe ada yang bilang aku kalah mentalnya ama masalah kayak gini. Gengsi!!!

Dan akhirnya, berbekal gengsi dan muka sepet, berangkat ngantor deh… Di kantor, aku nggak digebukin, nggak dibully, nggak dijatohin dari balkon lante 2, nggak ditabrak motor anak kantor, ato gimana-gimana. Aman.

Untung gengsiku gede banget…

Kalo ga, bakalan lebih menjadi-jadi pressure-nya. Dan masalah ga bakalan kelar.

Makasih, Gengsi…

Xoxo
Nee

Posted in The Lessons

When You Turn…

A lion has to be a lion all the time. Act like a lion. Strong like a lion. Roar like a lion. Wild like a lion.
Once a lion turn into a cat, its rights will be taken away, treated like a thing without authority, without the strength to keep everything as it is.

I had the time when I started to transform into a kitten. And that was a mistake. I have to lionized myself, back to what I was. Even if in the end I have to face the world alone, I will still have myself to count on.

Posted in The Lessons

I’m Fine Versus Help

image

Hello gorgeous…

Finally I’m back! And how am I? I’m fine. For real.

Lately, I found more and more image posts like the one above. Well… It gets irritating!

Why?
People are depressed mostly because they keep everything inside. Not sharing their problems to friends or anyone. And that’s not someone else’s fault!

If you are NOT okay, SPEAK UP!
If you need help, ASK FOR IT!
If you have problem, SAY IT!
Saying “I’m fine” while you are not is not a solution to any of your problem.
Put a fake smile while you are crying inside for help is a stupid way to live your life.
So… If in the end you are dying because you feel like no one can see right through you and find out that you are NOT okay IS TOTALLY YOUR FAULT.

I’m sorry for being so rude.
But it’s true that you have to open yourself if you want help from anyone!

Nee

Posted in The Lessons

7 Things I Love About My Job

Hello gorgeous…

I’m back with the “7 things” post! Today, I’ll give you 7 things I love about my jobs. What’s with the topic? I observed my friends, and some of them were being grumpy about their job. I hear them complaining about how sucks their job is, how tired they are after doing their job, how unhappy they are with their boss, and more.

I have 4 ongoing jobs and they’re killing me most of the time. I’m not talking about the job itself, but the time I have to manage to make all of them work as I wish. Sometimes I failed,  when I have to sacrifice one job to do the other and it creates another mess I have to deal with in the future. But, most of the time, I have them all going as planned.

Each job has its up and down for sure. But it’s not a big deal. Even after the storm, there’s rainbow.

So… These are 7 things I love about my job!

#1. My job trains my brain
My teaching job did a very good job on this. I teach my student and I learn more, everytime I transfer the knowledge. Even sometime I have to teach something that I’m not good at, so I do a proofreading of the subject and teach my student right away, without a deep understanding of it. Cheating? Yes. Risky? Yes. Buat after that, I push myself to have a deeper understanding of the subject.
Meeting my students after holiday (school day offs) is always a hard thing to do. My brain is on vegetable state! That’s when I realize that working keeps my brain alive and trained.

#2. My jobs allow me to have another job
Having 4 jobs and I can still spend some times to hang out with my friends, or getting another side jobs is amazing! My current jobs  are not getting in my way to do each of them. I mean, I work at Gameloft in the morning, yet I can still teach after work. And after those two, I still have the freedom to have a singing job. Plus, later in the evening, I have time to do the paperwork.

#3. Money!
I wasn’t born in a poor family, nor a rich one. I love money, because it brings me to a state I’m dreaming of. Having job means that I have the money I need to buy clothes, shoes, and bags. It means that I can pay for my own foods and drinks, and house rent. It means that I can have a vacation without worrying about how to pay for my holiday.

#4. Gaining network
At the office, I get to know new people from different backgrounds and different ability. From singing, I make some new friends, music community, and some businessman. From teaching, I meet the parents and have more connection. From paperwork clients, I broaden my network where people know that I have a good writing skill.

#5. Share some skill
Meeting any kind of people is a very great way to share some skills and knowledge with other people. I get to know more stuff when I interact with my colleagues or friends or clients.

#6. Health insurance
For this one, I get it from my office job. Health insurance for all employees! It’s very good, considering my accident record throughout years of my life.

#7. Self evaluation
I’m a pretty narcissistic person. Sometimes I feel that my pride to myself is beyond normal line. Having those jobs, I can evaluate myself, whether I’m good enough already, whether what I think about myself is true, or do I overestimate myself all these times.

Okay. I already give you 7 things I like about my jobs. How about you? What do you like about your jobs?

Love,
^nee^

Posted in The Lessons

Double Standard

Hello gorgeous…

Udah pernah denger istilah “double standards”? Buat yang belom pernah denger atau belom tau maksudnya double standards, simak!

Cewek yang dijadiin standar tu biasanya yang kulitnya putih, badannya kurus kayak model catwalk, mukanya cantik ato manis. Kalo cowok, beda lagi. Standar yang dipatok buat cowok tu badannya kotak-kotak, kulitnya semu kecoklatan, badannya tinggi, ada jambangnya dikit, tajir (iya nggak sih?). Nah… Kayak gitu tuh yang namanya double standards, bahwasanya ada patokan yang beda untuk 2 grup yang berbeda… Yang dalam kasus tadi pembedanya adalah gender alias jenis kelamin.

Beberapa hari lalu, aku sempet buka 9gag (Semacam media sosial. Cek aja 9gag.com). Ada beberapa postingan yang nyentil topik double standards.

Kenapa aku nulis postingan ini? Apakah aku mau ikut-ikutan mengkritisi isu double standards?

Nope, gals…
Justru aku pengen mengkritisi yang merasa diribetkan oleh adanya double standards.

Gini, double standards tu yang bikin adalah manusia. Society. Masyarakat sendiri. Jadi yang bisa ngubah double standards jadi single standard ya manusianya itu sendiri. Instead of getting frustated or offended by double standards, why not doing something to eliminate them?

Trus satu lagi, menurut aku, orang-orang yang merasa tersinggung atau dirugikan oleh double standards itu malahan orang-orang yang mematok hidupnya pada double standards, tapi ga bisa mencapai standar itu, trus jadinya jengkel sendiri. Udah deh, gals. Kamu ya kamu. Orang lain ya orang lain. Kalo kamu nggak setuju ama standar yang dibikin orang lain, bikin standarmu sendiri. Tiap manusia emang udah jatahnya terlahir unik. Beda. Beragam. Anak kembar aja pasti punya minimal 1 perbedaan. Orang lain nggak bisa dijadiin patokan.

Dilihat dari sisi lain, geli aja kalo orang cuma merhatiin bahwa ada double standards. Actually it’s more than two! Cantik di Indonesia belom tentu dianggep cantik di Amrik sono. Standar kurusnya Indonesia belom tentu sama dengan di India. Multiple standards tuh! Jadi kalo ada banyak macem standard untuk 1 aspek aja, bisa dibilang bahwa standar itu nggak ada! Eksistensi standar kecantikan, standar kegantengan, standar kepintaran, ato standar lainnya, harusnya dipertanyakan.

Jadi ya intinya, menurut aku, nggak usah mikir patokan yang dibikin orang lain. Kamu aja yang netapin standar buat dirimu sendiri. Misal neh: aku pengen jadi pinter banget. Nah, kasih patokan yang sesuai ama karakter atau kemampuan kamu. Kalo sekarang kamu bisanya cuman baca tulis, patokan “pinter” buat kamu bisa jadi…bisa menemukan kosakata baru yang dipatenkan dan digunakan ama masyarakat internasional. Muluk? Biarin… Namanya juga contoh…

Buat aku pribadi, kalo ditanya masalah standar (if it exists), standar cakep tu apaan, bakal aku jawab: tampil bersih (bukan berarti nggak korengan!), ngerawat badan n wajah, gaya rambut sesuai ama bentuk wajah, wangi, punya kharisma (biasanya yang auranya kuat tu bakal kerasa). Kalo standar pinter? Yang jelas, cerdas, lebih pinter dari aku, gak lemot, quick learner, diplomasinya bagus, wawasannya luas, open mind, sadar ama situasi (bisa menempatkan diri), diajak ngobrol bisa nyambung walopun topiknya totally random dan nggak penting buat perdamaian dunia. Itu standar buat aku. Buat kamu juga belom tentu kayak gitu kan?

Hiduplah dengan apa adanya kamu. Kalo emang butuh patokan buat berkembang, bikin sendiri dong! Sesuaikan ama apa yang kamu punya sekarang. Jadinya, standar itu lebih pada mimpi dan harapan kamu buat diri kamu sendiri, untuk bikin diri kamu jadi lebih baik. Standar internasional? That’s nonsense! Buang ke laut dan move on!

Posted in The Lessons

Preman Juga Manusia

Hello gorgeous…

Hari ini gue belajar bahwa preman juga manusia. Belajarnya bukan dari buku ato dari mbah Google, tapi dari seorang preman.

Panggil aja dia mas Y. Mas Y ini adalah mantan sekuriti kantor gue. Alesannya ga kerja lagi di kantor gue… nggak ngerti juga sih. Dipecat? Bosen? Dapet kerja di tempat lain? Entah deh… Yang jelas, sekarang dia dah kerja jadi debt collector. Plus punya sampingan jadi semacam bodyguard pribadi temen dia – pemuda tajir yang pas kecilnya pernah dia asuh.

Kenapa gue bilang ne orang preman? Padahal jelas-jelas mantan sekuriti. Soalnya, gals, kelakuan dia tuh ga beres! Dari yang selingkuhin istrinya (dia dah punya 2 anak, yang paling tua lagi SMA), trus tukang mabok, tukang mukulin orang, gampang emosi, pernah nyuri demi dapetin kerja jadi ketua keamanan proyek bangunan di deket rumah dia lah, dan sebagainya. Mas Y sendiri juga ngaku kalo dia tu bajingan.

Nah, pas tadi ketemu, dia share cerita hidup dia. Ternyata dia udah nikah lagi, punya istri muda gitu lah… Istri mudanya nih tinggal di desa yang masyarakatnya masih super konvensional.

Seminggu yang lalu, dia ditelpon ama pak dukuh, beliau ngabarin kalo ada warga desa yang meninggal. Suami istri. Trus mereka meninggalkan 2 anaknya, yang mau nggak mau jadi yatim piatu. Akhirnya 2 kakak beradik ntu tinggal di rumah istri mudanya mas Y.

Pas bagian nyeritain tentang 2 anak ntu, mas Y sentimentil banget. Dia bilang kalo pas di rumah istri mudanya, dia nggak pernah sanggup ngeliatin 2 anak itu. Katanya, kasian banget. Dan dia terheran-heran ama fakta bahwa kedua anak ntu bisa akur banget dan bahwa sang kakak (masih SD kelas kecil) perhatian banget ama adiknya (kalo ga salah, masih TK).

Trus dia nyeritain tentang kegiatan ama sikapnya kedua anak itu di rumah dia. Eh, tau-tau aja, mas Y nangis! Beneran! Ampe keluar air matanya, merembes gitu, gals! Salting dong gueeee… Baru sekali itu dalam seumur hidup, gue liat preman yang badannya gede, omongannya rusak parah, dan kelakuannya brengsek, netesin air mata gara-gara trenyuh n kasian ngeliat 2 anak yatim piatu. Fak banget kan ya? Syok berat!

Jatoh-jatohnya sih gue bersyukur aja. Faith of humanity: Restored! Emang bener ternyata, sebusuk-busuknya manusia, masih tetep punya hati buat manusia lain… Nggak ada yang buruk mutlak ato baik mutlak. Pasti punya 2 sisi: baik n buruk. Komposisinya aja yang beda-beda… Kecuali psikopat kali yaaa…

Mmm… Gitu aja sih kisah kali ini. Takjub gue…

^nee^

Posted in The Lessons

7 Tips: Prepare for the Rain Season!

Hello gorgeous!

Last night it was raining! Heavily! I was so happy. I could finally smell the petrichor once again.

To welcome the (next) rains, I present to you: what to prepare for surviving the rain season. Check it out, gals..!

#1 – Always bring raincoat (for motorbike’s user) and/or umbrella (for others)
You will never know when the rain strikes. It’s better to do a precaution. I always bring raincoat and umbrella in the trunk of my motorbike, even when it’s dry season. I even have 2 raincoats. When one is wet, I can leave it home to dry and bring the other one. Damp raincoat smells awful, gals!

#2 – Leave a pair of flip flops at the office or bring them with you all the time
If you are shoes-guy/girl, prepare a pair of flip flops. You can leave them at the office (like I do) or bring them all the time (put them in the trunk or bag). It will be useful when it rains a lot: keep stylish at the office and keep your shoes shoes clean the whole day. Bring a plastic bag for emergency. Or to carry your lovely shoes when the rain pours. You can go barefoot as well if you dare to. 😉

#3 – Wear short pants or short skirt during the rainy season
Water, mud, and dirt are all over when it’s rainy season. When riding a motorbike especially, the water splash from the ground can be pretty nasty. So… it’s better to wear short pants, short skirt, or mini dress to avoid the stains on your clothes. I’d prefer to leave my jeans untouched during this season. Else, I will have to wash them every time they meet the rain. And you know, draining wet clothes in rainy season is a great struggle…

#4 – Bring food from home
In the middle of rainy season, there will be a moment when the rain never stops, from early in the morning until late at night. Or even worse, doesn’t stop for days. Going out under heavy rain for lunch is not a good option… So, better bring your own food for lunch.

#5 – Buy candles… a lot of candles, or an emergency lamp
Rain has a deep relation with thunder or lightning. Heavy rain is accompanied by angry thunder bolt which causes so many troubles to the electricity poles (based on life experience). Usually during the rain season, the electricity goes off pretty often. Prepare yourself to fight the darkness using candles or emergency lamp. Flashlight could work as well, but it will be pretty complicated to use the flashlight while doing another activity (cook, eat, write, read, etc.) in the dark.

#6 – Pile food stocks
When you are home and it’s raining by the time you feel hungry, having food at home is heaven! No need to fight the rain outside. Just cook your own food and make hot beverage. Peace at home for you, gals! I suggest instant noodles, pasta, eggs, rice, canned foods (sardines, cornet, ham), breads, nuggets, pudding, jelly, fruits, potato, tea bags, coffee powder, ginger, chocolate powder, and milk powder.

#7 – Always bring jacket
Why do I have to put it here? Because… the rain season in Yogyakarta (or Indonesia, I guess) is a bit confusing. It could be very hot in the morning or at noon, but then rain like crazy in a snap. After the rain stops, the air will get very cold (in my taste). The wind, especially, chilling! So… don’t let yourselves fooled, gals! Always bring a jacket. I repeat: ALWAYS bring a jacket.

That’s all I can share with you for now. I’ll be back with another useful tips for you. 🙂

Love,
^nee^

Posted in The Lessons

Florence Sihombing: Tersohor karena Menghina Yogyakarta

Hello gorgeous…

Dua hari lalu – Rabu, 27 Agustus 2014 – sekitar pukul setengah 11 malam, terjadi kehebohan di dunia maya, khususnya media sosial Twitter, yang disebabkan oleh hujatan seorang mahasiswi pendatang di Yogyakarta pada Yogyakarta (dan masyarakat Yogyakarta). Kehebohan tersebut semakin gempar pada keesokan harinya.

Berawal dari sebuah status di Path yang bernada kasar oleh Florence Sihombing, akun Twitter @florencje_ dibanjiri mention berisi cacian dan keprihatinan para pengguna Twitter.

flo1

Alkisah, mahasiswi S2 Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada ini berencana mengisi bahan bakar sepeda motor di SPBU Lempuyangan. Florence mengantri bersama mobil-mobil yang akan membeli Pertamax. Setelah tiba di depan pompa bensin, petugas TNI yang sedang berjaga di SPBU tersebut meminta Florence untuk masuk dalam antrian sepeda motor, bersama dengan sepeda motor lain yang berjajar pada antrian Pertamax. Ia berusaha merayu petugas untuk mengisikan bahan bakar tanpa perlu pindah menuju antrian sepeda motor, namun gagal. Akhirnya, karena mendapatkan protes dari pengantri lain, Florence pergi dari SPBU dengan wajah dongkol.

Setelah mendapat banyak kecaman di dunia maya pun, gadis ini masih melanjutkan olokannya, sebelum akhirnya menghilang dari media sosial sekitar pukul 4 sore.

flo2

Salah seorang Dosen UGM merespon peristiwa ini melalui akun Facebook, dan menyatakan bahwa akan ada tindak lanjut atas pernyataan Florence di media sosial yang menyinggung Yogyakarta.

1409212603

Lebih naas lagi, pada Kamis malam mahasiswi ini dilaporkan ke Polda DIY oleh LSM Jangan Khianati Suara Rakyat (JATISURA), dan dianggap melanggar UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) Nomor 11 Tahun 2008 terkait penghinaan dan pencemaran nama baik, serta provokasi mengkampanyekan kebencian. Pemberitaan ini dimuat dalam sebuah portal berita online.

Pasal yang dilanggar, lebih spesifiknya adalah Bab VII tentang Perbuatan yang Dilarang, Pasal 28 ayat (2) yang berbunyi, “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).”

Kabar terakhir hari ini, Florence telah meminta maaf melalui media sosial Path,

“Saya dan keluarga dan teman-teman yang bersangkutan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap warga Yogyakarta atas kata-kata di Path saya. Saya merasa sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan Saya.”

Meskipun mahasiswi S2 ini telah memohon maaf, gugatan terhadap Florence Sihombing tidak dicabut oleh LSM JATISURA, karena muatan pernyataannya dianggap melampaui batas toleransi.

_____________________

Saya pribadi merasa tersinggung dengan keluhan Florence yang menggunakan pilihan kata yang kurang tepat dan tidak mencerminkan orang berpendidikan.

“Jogja Miskin, Tolol, dan Tak Berbudaya”

Saya mengalami kejadian yang mirip dengan yang dialami oleh Florence. Saya salah masuk antrian mobil saat ingin membeli Pertamax, karena saya tidak mengetahui bahwa ada pengalihan jalur untuk pengisian. Saat hampir mendekati pompa bensin, seorang petugas keamanan mendekati saya dan meminta saya untuk pindah menuju antrian sepeda motor untuk pengisian Pertamax. Berdasarkan informasi tersebut, saya berpindah tempat menuju antrian sepeda motor.

Bagian manakah dari kejadian yang dialami Florence menunjukkan kemiskinan Yogyakarta? Banyaknya orang yang mengantri Pertamax (termasuk pengguna sepeda motor), selain Premium, justru menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Yogyakarta tidak merasa keberatan membayar lebih banyak demi bahan bakar minyak yang lebih berkualitas.

Bagian manakah dari kejadian yang dialami Florence menunjukkan ketololan Yogyakarta? Mengisi bahan bakar minyak, bahkan rela antri berlama-lama, menunjukkan bahwa para pengguna kendaraan di Yogyakarta cukup pintar untuk tahu bahwa kendaraannya tidak dapat bergerak tanpa mengisi bahan bakar. Selain itu, para pengguna kendaraan di Yogyakarta juga cukup pintar untuk bisa membedakan antara antrian Premium dengan Pertamax, dan antara antrian kendaraan roda dua dengan kendaraan roda empat.

Bagian manakah dari kejadian yang dialami Florence menunjukkan bahwa Yogyakarta tak berbudaya? Antri adalah salah satu budaya yang mengakar di Indonesia. Dengan menyerobot antrian, justru Saudari Florence sendiri yang mengadopsi karakter “tak berbudaya”.

“Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa.”

Satu-satunya diskriminasi yang terlihat dari kasus ini adalah permintaan Florence untuk mendapatkan “keistimewaan” dibandingkan dengan pengguna sepeda motor lainnya. Kebutaan mahasiswi tersebut akan situasi di SPBU Lempuyangan kala itu membuat saya meragukan kapasitas intelektualnya. Alasan di balik ditolaknya Florence oleh petugas keamanan adalah kesetaraan. Petugas keamanan terkait tidak ingin menimbulkan kemarahan massa atas dasar kecemburuan sosial. Mengijinkan Florence untuk mengisi Pertamax melalui antrian kendaraan roda empat akan mengangkat isu diskriminasi, yang dapat berakibat fatal. Saat itu, situasi sudah cukup panas karena kelangkaan BBM, sehingga tidak perlu ada kasus kontroversial yang menjadi pemicu kekacauan yang lebih besar.

“Dan mau-maunya Jogja diperbudak monopoli Pertamina. Pantesan MISKIN.”

Pendirian SPBU oleh Pertamina atau Produsen BBM lain diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1454 K/30/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Minyak dan Gas Bumi.

Dalam Bab II Pasal 9, dijelaskan mengenai pedoman teknis permohonan dan pemberian ijin mendirikan SPBU. Intinya adalah bahwa untuk mendirikan SPBU, sebuah badan usaha harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah, kemudian dievaluasi kelayakannya untuk mendapatkan ijin.

Artinya, eksistensi tunggal Pertamina (yang diwakili oleh SPBU-SPBU-nya) di Yogyakarta bukanlah kesalahan atau tanggung jawab Yogyakarta. Kemungkinan pertama, tidak ada badan usaha di bawah pemasok BBM lain (Shell, PT Aneka Kimia Raya Korporindo Tbk, dan PT Surya Parna Niaga) yang merambah ke Yogyakarta. Kemungkinan kedua, telah ada badan usaha yang mengajukan permohonan mendirikan SPBU dari pemasok non-Pertamina, namun tidak memenuhi syarat, sehingga tidak diloloskan perijinannya.

Penempatan dan keberadaan SPBU di berbagai daerah bukan semata-mata berada di pundak Pertamina. Pertamina memberikan program kerjasama penyelenggaraan SPBU pada badan-badan usaha yang memenuhi syarat tertentu. Regulasi dari PT Pertamina terkait program ini dipampang dalam situs resminya.

Etika Bermedia Sosial

Meskipun tidak dikenal secara luas, ada undang-undang yang mengatur mobilitas dalam dunia maya. Terlepas dari pro dan kontra mengenai undang-undang ini, sebagai orang Indonesia – yang dikenal menjunjung adat – alangkah lebih baiknya jika setidaknya kita menjunjung nilai dan norma tempat dimana kita berada, entah dalam dunia nyata maupun maya. Toleransi itu ada, tapi juga ada batasnya. Etika bukan hanya diaplikasikan dalam interaksi di dunia nyata, melainkan juga di dunia maya.

Secara khusus dalam kasus ini, mengungkapkan kekesalan atau keengganan untuk antri itu wajar. Namun, saat menyangkut hinaan terhadap pihak lain – khususnya terkait SARA – memang sudah tidak dapat digolongkan sebagai sebuah kewajaran.

_NEE_

Posted in The Lessons

My Jobs – Part 10: SMK SMTI’s Choir Coach

Hello gorgeous…

Setelah beberapa murid les lulus SMA dan mengepakkan sayapnya di bangku kuliah, aku sempet sedikit kuatir dengan nasib perekonomianku. Tapi ternyata… Tuhan memang maha baik! Asalkan ikhlas, bakalan dapet gantinya!

Terhitung bulan Juni 2014, aku diminta untuk melatih ekstrakurikuler paduan suara di SMK SMTI (Sekolah Menengah Teknik Industri) Yogyakarta. Sekolah ini terletak di Jalan Kusumanegara, di seberang Taman Makam Pahlawan. Aku pernah membuat sebuah posting tentang paduan suara SMTI, yang menyelesaikan tugas menyanyi dalam upacara bendera HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2014 lalu.

Tahun sebelumnya, kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dikatakan terbengkalai, dan separuh diabaikan oleh pelatih sebelumnya. Hal ini sebenarnya agak memberatkanku. Permasalahannya, siswa senior (dari kelas XI dan XII) masih merasa sakit hati atau kecewa dengan pelatih paduan suara sebelumnya, sehingga mereka “trauma” untuk mengikuti ekstrakurikuler paduan suara lagi.

Tugasku menjadi cukup berat, karena harus menarik kepercayaan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan menarik kembali para senior yang masih bersedia ikut. Seolah-olah memulai semuanya dari awal… Jadi, aku harus semangaaat! Doakan aku ya, gals…

Love,
^nee^

Posted in The Lessons

Mahasiswa Abadi… Or Not?

Hello gorgeous!

Pagi ini tiba-tiba keinget ama kejadian beberapa bulan lalu, saat salah seorang kenalanku minta kesediaanku untuk diwawancara. Namanya Mas Yudha. Beliau adalah kakak tingkat kuliah, bukan satu jurusan. Dulu kami saling kenal karena ikutan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang sama, yaitu paduan suara kampus.

Setelah sekian tahun berselang, kami ketemu lagi di It’s Coffee, sebuah coffee shop di bilangan Jalan Magelang. Waktu itu aku lagi nongkrong ama temen-temen, dan Mas Yudha lagi nge-band. Beliau adalah vokalis band Jasmine Akustik! BTW, band ini oke punya looooh…

Usut punya usut, Mas Yudha juga kerja sebagai jurnalis di surat kabar Tribun Jogja. Ketika beliau sedang OTW membuat tulisan tentang “mahasiswa abadi” atau “kuliah lama”, jadilah aku sebagai salah satu narasumber.

Nah, berangkat dari topik yang pernah ditulis oleh Mas Yudha tersebut, aku jadi tergerak untuk menulis tentang topik yang sama.

Istilah “mahasiswa abadi” udah merajalela di kalangan kampus sejak lama, bahkan sebelum aku masuk kuliah di tahun 2003. Apalagi waktu aku mulai terlibat dalam UKM – semacam ekstrakurikuler – di kampus, banyak bertebaran kaum-kaum senior yang keberadaannya di kampus dianggap mendekati keabadian… Walaupun secara harafiah, istilah ini salah besar, setidaknya di kampusku, yang memberikan batasan masa kuliah maksimal selama 7 tahun – alias 14 semester.

mahasiswa abadi
Dari: Kompasiana – Inilah Faktor Penghambat Lulus Kuliah

Anyway, berdasar pengalaman dan pengamatan pribadi, ada beberapa faktor yang menyebabkan kuliah lama, melebihi rekor tercepat 3,5 tahun atau masa kuliah normal 4 tahun.

  • Kuliah disambi bekerja
  • Terlalu fokus di UKM
  • Takut ama Dosen Pembimbing TA (Tugas Akhir)
  • Gaul yang kelewatan
  • Nikah di tengah masa kuliah

Konon, setelah 5 tahun berdiam di Yogyakarta, aku memutuskan untuk mengeliminasi hubungan finansial dengan orangtuaku. Aku minta mereka untuk berhenti ngirim uang bulanan. Alasannya? Pertama, aku pengen belajar mandiri secara finansial. Kedua, aku pengen mengatur hidupku sendiri – dengan asumsi bahwa kemandirian finansial secara otomatis akan membuat orangtuaku berhenti (atau mengurangi) mengambil keputusan-keputusan atas hidupku atau mengajukan tuntutan-tuntutan yang ada hubungannya dengan hidupku. Resikonya, aku harus kerja untuk membiayai hidup di Yogya. Untungnya, rejeki nggak berhenti mengalir dari kerjaanku sebagai guru les privat. Demi kejar setoran, aku ngelesin 7 hari dalam seminggu, dari siang/sore sampe malem. Paginya kecapekan dan… bikin males ngampus. 😀

Selain kerja, aku juga masih aktif di UKM Paduan Suara Mahasiswa “Swara Wadhana”, dari masuk kuliah sampe lulus kuliah. Sebenernya, kalo dipikir-pikir, kegiatan di UKM nggak terlalu mengganggu kehidupan perkuliahan, asal kita pinter-pinter aja ngatur waktunya. Menjadi aktivis di UKM yang ditambah dengan punya pekerjaan sampingan atau aktivitas lain yang menyita waktu, inilah yang mendukung keanggotaan di grup mahasiswa abadi…

Kehidupan perkuliahanku pada 3,5 tahun pertama bisa dibilang lancar. Semua mata kuliah teori udah kutamatkan di semester 7, yang tersisa hanya mata kuliah TAS (Tugas Akhir Skripsi). Nah… dari sini udah mulai kacau. Aku butuh 1 semester untuk mendapatkan judul TAS – semester 8 diakhiri dengan ACC judul TAS. Selama semester 9 dan 10, aku garap proposal skripsi, isinya Bab 1 sampe Bab 3. Dosen pembimbing kedua, galaknya minta ampun! Setiap kali mau bimbingan, badanku panas dingin, super gelisah, dan grogi. Saat dosen pertama ngasih ACC penelitian, kubablasin aja penelitian dulu, bimbingan ama dosen keduanya pas udah selesai penelitian (cita-citanya gitu…). Setelah penelitian, aku sering menunda bimbingan skripsi sampe sekian lama (saking takutnya ketemu dosen)… sampe akhirnya niatku untuk nggarap TAS makin bubar… Daaann… di semester 14, aku baru nyadar kalo waktuku di kampus hampir habis! Langsung deh buru-buru ngejar dosen. Saat itulah, aku menyadari bahwa dosen pembimbing kedua sebenernya nggak galak, cuman tegas aja.

Faktor lain yang bikin lama kuliah adalah… gaul yang kelewatan. Ini adalah hasil pengamatanku selama beredar di kampus. Ada beberapa teman yang di sepanjang masa kuliah – dari tahun pertama sampe tahun ke-6 – hobinya adalah have fun, entah nongkrong, dugem, billiard, jalan-jalan ke mal, karaoke, atau sekedar ngumpul di kos ama temen-temen. Alhasil… kuliahnya terbengkalai dah tuh! Nggak salah juga sih kalo mau gaul, mau kumpul-kumpul ama temen-temen (apalagi yang dari luar kampus). Asal tau batesnya aja. Malemnya dugem, tapi paginya tetep bisa bangun buat kuliah… ato bimbingan skripsi. Nongkrong di kafe atau ngumpul di kos ama temen-temen, disambi garap tugas kuliah atau garap TA… Dibikin seimbang dong… having fun tapi tetep beres kuliahnya.

Mayoritas teman sekelasku di kampus lebih milih untuk jauh dari hal-hal yang sifatnya hedonis. Sebagian di antaranya mengambil pilihan untuk nikah muda – sebelum genap usia 21 tahun. Menurut pendapatku secara pribadi, sayang banget sih kalo di sela-sela masa kuliah, tiba-tiba memutuskan untuk menikah. Soalnya, pasti kehidupan pernikahan (plus jet-lag yang menyertainya) bagaimanapun juga akan mempengaruhi motivasi kuliah. Apalagi kalo sampe punya anak sebelum lulus kuliah. Jadi terpaksa cuti kuliah. Abis cuti kuliah, ambil cuti lagi soalnya mau ngurusin bayi. Trus, cuti lagi karena anaknya belum bisa ditinggal sendirian di rumah. Trus… trus… trus… nggak kerasa, tau-tau udah 7 tahun terdaftar sebagai mahasiswa. Menurutku, sebaiknya hal-hal besar semacam ini dilakukan saat udah tamat kuliah. Lebih aman…

Menjadi mahasiswa abadi bukanlah hal yang buruk, asal ada ujungnya… Maksudnya gini, eksistensi kamu selama 5 – 7 tahun di kampus, harus berakhir dengan Wisuda. Jadi, jangan sampe Drop Out. Anggaplah pencapaian akhir itu – yang ditandai dengan Ijazah S1 –  sebagai hadiah buat orangtua kamu, terlepas dari mereka biayain kamu atau nggak selama kuliah bertahun-tahun.

Dan bukan cuma bagus di ujung, sepanjang prosesnya juga harus memberikanmu sesuatu, gals! Percuma deh kalo kuliahnya dimolor-molorin, kalo selama molor itu kerjaanmu hibernasi dari dunia luar. Kamu harus dapetin manfaat dari masa-masa “menjemput keabadian” di kampus. Misalnya: memperluas jaringan/koneksi bisnis, beli barang penting dari hasil kerja sambilan (HP, laptop, komputer, TV, kulkas, sepeda motor, mobil, rumah), menambah ilmu di bidang lain (di luar jurusan yang diambil di kampus), dan sebagainya… Lakukan sesuatu yang membuat masa-masa kuliahmu worthy..!

Kalo suatu saat kamu melamar pekerjaan, dan di tes wawancara kamu ditanya tentang alasan kuliah lama, ya jawab aja alasannya apa dan pencapaian apa aja yang kamu raih saat itu. Orang yang kuliah lama dan punya pencapaian yang luas akan lebih menjanjikan dibandingkan dengan orang yang kuliah cepat tapi cuma bermodalkan teori perkuliahan. Kalo bisa kuliah cepat, pencapaiannya bagus, skill-nya terasah, dan kemampuan komunikasinya baik, bakalan lebih oke lagi, tentunya…

Mahasiswa abadi, or not, jangan sia-siakan masa kuliahmu cuma untuk buku kuliah. Teori tanpa praktek is a big NO!
Mahasiswa abadi, or not, jangan sia-siakan masa kuliahmu cuma untuk bersenang-senang. Bagi waktu untuk bersenang-senang dan berperang.
Pilihan ada di tanganmu, gals! Mahasiswa abadi… or not?

Love,
^nee^

Posted in The Lessons

Sist Code #3: Mind Your Own Business..!

mind your own business

Hello gorgeous…

Bulan-bulan lalu aku sempet sebel ama beberapa orang yang rasa ikut campurnya over dosis.

Bukan berarti aku nggak suka direcokin dalam berbagai bentuk, entah perhatian, pertanyaan, kepo-an, dan sebagainya. Tapi dua bulan terakhir ini rasanya pengen mbanting kulkas tiap hari, gara-garanya ada orang yang nggak bisa stay away dari hidupku dan efeknya bukan bagus, tapi merugikan.

Memberikan perhatian buat temen – secara gerilya ataupun terbuka – boleh-boleh aja. Tapi yang wajar dong… Jangan sampe apa yang kamu lakukan berdampak buruk pada temen kamu itu. Nggak semua orang bisa merasa nyaman dengan perhatian yang berlebihan. Kadang malah muntah dan ilang feeling sejadi-jadinya kalo dikasi perhatian yang lebay.

Poin lain: membombardir seseorang dengan pertanyaan yang sifatnya pribadi itu SARU! Setiap orang punya karakter yang berbeda. Ada yang memilih untuk menyimpan banyak rahasia. Ada juga yang memilih untuk menyimpan sedikit rahasia. Seterbuka apapun seseorang, pasti ada hal yang disimpan untuk dirinya sendiri. Makanya, selama ini kalo tau ada temen yang lagi bermasalah, aku memilih untuk nunggu dia cerita.
Atau minimal, nanya seadanya, “Kamu tuh kenapa ey?”
Kalo nggak dijawab, ato dijawab, “Aku nggak apa-apa…” ya udah… Saatnya menunggu curhatan di lain kesempatan.

Trus ada yang cara ikut campurnya lain lagi, yaitu dengan cara memberikan informasi yang salah tentang aku ke orang lain, yang sifatnya negatif. Kalo bener sih nggak masalah ya… aku juga nyadar kalo aku bukan orang yang paling bener sedunia. Dan informasi yang salah itu disampaikan berulang-ulang. Minta dijambak nggak, tuh, namanya? Sok tau amat, sih!

Kalo aku sih, pengennya… Mind your own business. Nggak perlu “mengendus-endus” hidupnya orang lain, apalagi dalam konteks nyari-nyari kesalahan orang lain. Setiap orang punya kehidupan untuk dijalani dan diurusin. Nggak perlu berlebihan ikut campur dalam hidupnya orang lain (dan gimana cara dia njalaninnya). Perhatian boleh, asal nggak berlebihan. Kepo boleh, tapi sewajarnya aja deh. Sok tau dan ‘wadhul’ (mengadu), hukumnya HARAM! Ati-ati karma…

_rawr_
NEE

Posted in The Lessons

Jam Masuk Kantor Ideal

Hello gorgeous…

Hari ini aku nyampe kantor jam 8.05. Dan tumben-tumbennya, e-mail yang masuk  semaleman sampe pagi tadi cuma 56 biji, lebih dikit dibanding biasanya. Jadi ya… Sepagi ini sudah menikmati secangkir kopi dan roksida di teras kantor.

Konon nih, jam segini adalah jam dimana aku baru masuk kantor. Seringnya mepet-mepet jam 8.20. Jam kantor resmi adalah jam 8.00. Toleransi untuk divisiku adalah 8.20. Jadi, aku nggak bisa dibilang telat juga… *ngeles* Cuman kadang-kadang aja nyampe kantornya lebih dari jam toleransi.

Terus, kenapa aku jadi insaf dan dateng pagi buta ke kantor?

Ceritanya… Sejak sekitar 1 bulan yang lalu, jam kedatangan kantor udah mulai diperketat. Jam toleransi untuk divisiku diubah jadi 8.10. Telat beberapa kali, ditegur. Kebanyakan yang ketauan telat, dikirimin e-mail massal, isinya berupa teguran tentang keterlambatan. Dan jelas dong, aku pernah ditegur gara-gara nelat… Beberapa kali, malah.

Sebenernya nggak masalah juga sih. Di kantor-kantor “normal”, yang namanya jam kantor tuh adalah hal yang nggak bisa diganggu gugat. Telat berarti potong gaji. Ato sekalinya telat langsung dapet SP – surat cinta dari Leader atau bahkan HRD. Cuman… Ya gimana ya? Kantorku dulu terbilang asyik. Pegawainya nggak perlu pake seragam. Ada gym free buat pegawai. Ada gaming room. Ada coffee machine yang isinya bisa dikonsumsi sepuasnya, ampe kembung! Teh panas juga udah tersedia tiap pagi, yang begitu abis langsung dibikinin lagi ama para OB tersayang. Pegawai dapet asuransi kelas 1. Bisa ijin mendadak buat keperluan penting, misalnya konsultasi skripsi ke kampus, ngurusin KTP, ke Samsat, keluarga sedarah opname, ampe istri melahirkan. Terlambat ngantor pun dispensasinya luar biasa! Pegawai-pegawainya – termasuk aku – udah terbiasa dibikin “enak” di kantor.

Dan sekarang… Semua berubah sejak negara api menyerang…

Bagus sih sebenernya. Meningkatkan kedisiplinan dan optimalisasi kerjaan. Tapi, gals, yang bikin agak ZONG adalah bahwa penertibannya masih diskriminatif dan nggak merata. Para pembesar seolah-olah lebih bebas untuk dateng telat. Front desk datengnya telat, pake banget (sekarang udah mendingan sih…). Beberapa divisi yang dicari banyak orang datengnya juga nggak ontime. Jadinya… Udah dateng pagi malah bete. Lagi butuh apaaa gitu, eh, divisi yang terkait belum nongol di kantor. ZONG banget, kaaann..? Secara pribadi, nggak masalah kalo jam kedatangan diperketat, tapi pelaksanaannya yang adil dong… Buat yang malemnya dapet jatah lembur dari kantor, kan udah ada bonus hari libur buat nggantiin lemburnya… Jadi, walau lembur ampe pagi, kewajiban ngantor jam 8 juga perlu dipatuhi.

Seringnya, aku jadi bertanya-tanya tentang penyebab orang-orang pada dateng telat. Salah satu penyebab yang kepikir di otak adalah bahwa jam masuk kantorku kurang ideal. Cabang yang di negri lain aja masuk kantor rata-rata jam 9. Kenapa nggak dibikin sama aja?

Buatku, masuk jam 9 berarti bangun jam 8 pagi. Masuk akal. Buat yang hobi begadang atau kepaksa begadang (karena insomnia atau emang punya side job *uhuk* curhat *uhuk*), waktu tidurnya udah cukup banget tuh. Buat yang emang kebiasaan bangun pagi, jadi punya banyak waktu buat olahraga pagi atau masak atau bebersih rumah/kos/kontrakan atau nganterin sodara ke sekolah.

Terus, pulang kantornya tetep jam 5 sore. Biar samaan kayak Night Shift. Jam 9 sampe jam 5 kan 8 jam kerja tuh. Yang Night Shift udah 8 jam kerja selama ini, dari jam 3 sore ampe jam 11 malem atau jam 5 sore sampe jam 1 dini hari. Adil.

Itu tadi pendapat pribadi saja, kalau emang jam kantor mau dibikin ketat. Tapi sebenernya, jauh dari lubuk hati yang paling dalam, aku nggak masalah ama telat atau nggaknya orang sekantor, asal kerjaannya beres dan ada di tempat saat dibutuhkan.

Sekian,
^nee^

Posted in The Lessons

Yin and Yang

Hello gorgeous…

Dealing with my little nephew for 5 days is like a reminder, that our whole existence has the element of yin and yang. Not only a matter of good and bad. It’s also a symbolization of rights and responsibilites, love and hate, health and illness, and everything else.

Last night I was soooo tired. My nephew, El, kept bugging me to play with him. Even my dad and mum couldn’t keep him away from me. Yet, later in the night, he started hitting me in the face. More than once. And they were the strong ones. Argh! I was so sleepy and not in the mood of getting beaten by a kid.

That’s how it is with kids. One moment, they’re in love with you like crazy. Sticking around like they’re glued to you. And the other time, they’ll punch you in the face, kick you in the stomach, bite you, scratch, scream, vomit, anything bad!

But still… After those bad times, you just can’t turn your back on them. Especially when those kids are your relatives. There’s no way back… And they will start being nice around you.

Life is somehow similar. You get something good in your life. Once or several times. Then life will get back at you with the worst (at least you will think that it’s the worst). You’ll curse your life, you’ll hate living your life, you’ll curse everyone around you for being luckier than you.

But still… After all of those, you can’t turn your back on your life. You will keep fighting during the bad times – you realize it or not – and get some good deeds in the end. Then you will start loving your life again…

Another examples…

You buy a new phone. Smartphone. It is nice because you have all the access in your hand. Messaging, e-mail, browsing, uploading photos, blogging. All is fun! But, in a period of time, you have to recharge the quota. You have to spend a particular amount of money, bigger than the money you spend on Java phone. Yin and Yang.

As a workaholic, you work hard – harder than anyone else you know. You have a good career. In the other hand, you are failing (or lacking) in other parts of your life: social, relationship, etc.

You can’t choose to get all the good things in life. You will get the bad ones inevitably. That’s life. It is meant to shape you, to change you, to strengthen you. Yin and Yang is not a bad thing, at all.

I’m starting to lose directions. I will stop this post right now and get a nice nap. *yawn*

Love,
^nee^

Posted in The Lessons

Why Do The Students Know Nothing?

Introduction

Recently, I have a lot in mind about my students. As I mentioned on some of my posts, I teach Mathematics, Physics, Chemistry, Science, and English for kids of all grades – from elementary to high school students. I provide private/personal classes where I meet my students one on one.

For so many years, I have been caught up in a similar situation: my students understood almost nothing from the subjects taught at school! For some kids that were naturally very bright, this situation was less likely to occur.

I have been wondering during those years, what is the cause? I made my own observation, of course, either from the story sharing from my students or from informal interviews to some of my friends which work at the same field as me or from my personal experience back in school. By doing so, I spotted some phenomenons.

Phenomenon #1: Knowledge without Foundation

Learning is like building a house. Before you go building the body of the house, till it reaches the roof, you need to dig, and plant the base, a foundation. From some of my classes, I got stuck several times when explaining a solution of easy mathematical problem, caused by this lack of basic concept.

Here is one example. In algebra, we teach the students to solve the linear equation by adding, subtracting, dividing, or multiplying both sides (left side of the equal sign and the right side). As in:

5x – 2 = 8
5x -2 + 2 = 8 + 2
5x = 10
5x : 5 = 10 : 5
x = 2

My students get used to the idea of ‘moving’ a term from one side to another, hence ‘transforming’ the negative sign into positive sign and the other way around. For dividing/multiplying, we ‘move’ the coefficient as denominator on the other side of equation (as shown below) or as numerator (when the coefficient is a fraction).

5x – 2 = 8
5x = 8 + 2
[(-2) is ‘moved’ to the right side and become (+2)]
5x = 10
x = 10 : 5
[(+5) is ‘moved’ to the right side as denominator]
x = 2

The common mistake generated by this shortage is that the students tend to forget the positive/negative sign and they are more likely having confusions when the term containing the variable is on the right side, instead of the left one (common side, if I may say).

Not only in this matter the faults are pilling up. The dividing by zero, the placement of a dot in a Cartesian coordinates, and many other matters are showing how the scarcity of mathematical concept rules the formal educational institutions nowadays. And not only mathematics, it happens also in other subject.

How to fix this? Let’s go back to elementary school, where all concepts are (supposed to be) planted. It’s important to have all students understand the meaning of each procedure, each step in problem solving, and every single thing taught at school.

Another thing which – under my assumption – affects elementary school teacher in working thoroughly which leads to the lack of conceptual understanding mentioned: the small salary. This is a case in Indonesia, so I cannot make any generalization out of this assumption. Without being hypocritical, salary is the main motivational factor for most of the workers existed. Thus, it makes sense that the lack of salary might influence the elementary school’s idealism on giving the fullest to the students.

I have another possibility in mind, there is no such quality control system at school. There are training programs, yes. But, how many teachers are going out there to improve themselves? Most of them are too lazy to go, or thinking that they are too old to join this kind of program, or believing that such a program will be no use for them.

Anyway, assuming the causes will lead us to nothing. Assumption will be an assumption, unless someone is willing to conduct a real research to find the root of the problem. And too bad, the person could not be me.

Phenomenon #2: School is Useless for Life

Almost all of my students asked me some spontaneous questions, “Why do we learn all of this, actually? When will we use them in our daily life? What is the importance of learning this crap?”

Well… Shame on me, I don’t even know how to answer those questions! I never think about it before. I just do it (learning) because I like it. I like competition. I like being evaluated. I like playing with numbers, variables, graphics, and equations. And other similar subject as well.

In such situation, I have several ‘dodging’ answers.

  • You will think that there is no point in doing this equation or learning this subject. But, years from now, you will find yourself gripping a good logical way of thinking. Learning these subject well means building up your logical thinking.
  • Do you know that your computers, laptops, phones, are build using this very basic knowledge? And all of those nuclear power plant, and other kind of technology are developed from what you learn in school?

Yeah, at least I tried. Yet, the fact that I am a failure in explaining the use of school subjects for daily life is a huge strike! It means that this phenomenon started when I was a student. I don’t know what is the actual use of those knowledge. Very sad!

There’s only one solution that comes in my mind. All teachers should give the students an understanding of how important a subject is for their lives. The concrete and real context teaching-learning process should be implemented at school, started from elementary school, junior high school, senior high school, and then university.

Phenomenon #3: The Teacher is Boring

Another cliche comment from my students: “I am too lazy to listen to the teachers at  my classes. They are so boring. They talk too much without even stop to check if the students understand what they are talking about.”

If it’s the case, then we should start changing the teaching-learning method here. Bored student is a problem. It’s like when you have a face to face conversation with your friends. What will you do when you see them getting bored? What is usually the cause? What is exactly the reason why the conversation among friends is far from boring? One clue: interactivity.

Yes! In a conversation, everyone has the same share. When there is only a single person talking, that’s dictating! No wonder if the students start yawning and chat with each other, when the teacher is the only one talking from the start till the end.

Plus, use your imagination, teachers! Be creative.

I really like my last year on senior high school. In history class, we went to the history lab and watched a colossal movie there. Each of us should write a review about it, in a historical perspective. In English class, even better. We went to the language lab once a week, mastering our listening comprehension, watching movies, etc. The other time we had a debate competition inside the classroom. Once we had a singing performance as an assignment where the teacher gave a particular topic and the students had to perform a song related to that topic. Fun!

Conclusion

I might not be the right person to write this topic. Yet, it affects a big part of my life. I love teaching. I like my students. I want them all to understand what they are doing. I want them to love what they are learning. And it won’t work out if the school – as a formal educational institution – ruin it. Planting the basic concept of knowledge and science, making sure that the students know how the subjects will help them go through life, and creating fun in the classroom shouldn’t be too hard if every teacher works hand in hand to make it happens.

_nee_

Posted in The Lessons

Trend Baru: Pemerkosaan Hak

Hello gorgeous…

Beberapa hari terakhir ini ada satu tren yang baru saya sadari keberadaannya: pemerkosaan hak!

Saat ini seseorang sudah tidak merasa rikuh atau segan untuk menganiaya, menginjak-injak, dan memperkosa hak sesamanya. Mungkin sejak dahulu kala, fenomena ini sudah kerap terjadi, namun tidak semarak sekarang dan tidak seberani sekarang. Sama seperti dalam perang: TAKTIK GERILYA SUDAH BASI! Dan lebih parah lagi, pemerkosaan ini bukan hanya dilakukan seseorang kepada seorang lain yang sama sekali asing baginya, melainkan sudah menginjak pada tahap dimana seseorang dengan mudahnya melakukannya pada seorang kenalan baik, atau seorang teman.

Sebuah pemicu munculnya pencerahan ini adalah kejadian yang baru saja saya alami malam hari ini. Beberapa menit sebelum saya mulai menulis ‘naskah’ ini. Kejadian yang membuat miris. Sederhana, namun tidak membuat saya puas, sama sekali. Mari kita simak ceritanya…

Saya menginjakkan kaki di sebuah coffee shop malam hari ini, pukul 9 malam. Sungguh timing yang tidak tepat, karena seolah menjadi tradisi bahwa pada pukul 9, coffee shop kesayangan saya ini dipadati oleh manusia-manusia.

Hingga akhirnya, saya dan seorang teman terpaksa mengambil tempat duduk yang tersisa. Di teras, dengan hanya 2 kursi. dan ini menjadi masalah, karena salah seorang teman yang lain menjanjikan untuk datang dan bergabung bersama kami.

Hampir satu jam berlalu, akhirnya sekelompok orang memutuskan untuk beranjak dari coffee shop ini. Tempat duduk mantan persinggahan mereka kami ambil alih. Seperangkat sofa ditata membentuk huruf L dan seonggok meja yang cukup besar untuk kami berdua, sembari menunggu teman lain tiba.

Beberapa menit kemudian, seorang teman lain – yang sudah lama tidak kami jumpai –  tiba di coffee shop ini. Tidak ada tempat duduk tersisa, tentunya. Ia menghampiri kami. Dan duduk bersama kami. It’s OK.

Seorang teman lagi datang.  Bersama 2 orang temannya yang tidak kami kenal sama sekali. Dan lagi-lagi bergabung bersama kami. Saya sengaja menyisakan sejengkal jeda (secara harafiah, sejengkal… bahkan sejengkal tak sampai) untuk teman kami yang belum datang.

Belum lagi kami bernapas lega dengan sofa yang sudah tampak seperti angkutan umum yang sedang kejar setoran, seorang lain yang tak kami kenal – teman dari teman-teman saya yang nimbrung di meja kami – datang dan bergabung di meja kami.

Sedikit keberuntungan memihak kami saat ada satu meja yang akhirnya kosong. Kapasitas normal 2 orang. Kapasitas sesak 3 orang.

TIDAK ADA SATU PUN dari ‘teman-teman’ saya tadi yang memiliki inisiatif untuk pindah meja, demi kenyamanan bersama.

Akhirnya, kami berdua mengalah.

Kami yang memilih menyingkir dari meja yang kami dapatkan dengan menunggu. Dan pindah ke meja lain yang lebih kecil.

Pertanyaan, “Kenapa pindah?” hanya saya jawab dengan, “Teman saya sedang dalam perjalanan kesini. Kami pindah agar ada space.”

Dan sepertinya tidak ada rasa bersalah, sungkan, segan, atau tidak enak. Bahkan ada salah satu komentar yang membuat saya kehilangan respek, “Udah, nggak apa-apa, biarin aja.”

WOW.

WOW!

Ajaib. Dengan begitu leganya ucapan semacaam itu bisa terlontar dari seseorang yang sebelumnya saya hargai.

Peristiwa tersebut hanyalah satu contoh. Ada lagi kisah lain yang belum siap untuk saya ceritakan…

Yang jelas, kepercayaan saya akan adanya penghargaan atas hak orang lain sirna sudah. Apabila orang yang saya kenal saja tidak lagi ragu untuk merampas hak saya, apalagi orang yang belum saya kenal?

Semoga masih ada orang-orang ‘baik’ di luar sana yang dapat mengembalikan kepercayaan saya. Amin!

 

_nee_

 

 

Posted in The Lessons

Mulai Kampanye?

Hello gorgeous…

*sigh*

Pagi tadi bangun agak segeran. Udah rencana bangun pagi juga sih… soalnya mau nyempetin naroh londrian skalian jalan ke kantor. Jadinya, semalem absen begadang dulu. Biar bisa bangun pagi.

Alhasil, alarm yang konon berbunyi jam 7 pagi terpaksa harus dirundung kecewa, karena aku baru bener-bener beranjak dari kasur jam setengah 8 pagi. Wakakaka. Bangun lebih awal adalah isu, pemirsa…

Sampe di kantor nggak telat juga sih… Masih masuk batas toleransi (kayaknya). Hehe.

Nyalain komputer, buka email, cek Skype, log in intranet, bikin To*abika Cappuchino, dan kemudian menikmati pagi. Yang nggak terik. Yang anginnya semilir aneh. Yang tumben-tumbennya dingin, bikin menggigil (suwer!).

Suasana syahdu tralala yang sudah sedemikian rupa itu, pemirsa, dirusak oleh suara “weng-weng weng-weng”. Kampanye berisik!!! Mentang-mentang mau Presidential Election, trus boleh seenaknya bleyer-bleyer, gitu?? Trus boleh ngerusak kuping orang, gitu?? Trus boleh menuh-menuhin jalan dengan acara yang ga jelas manfaatnya, gitu??

Please.

Ga jaman ah pake konvoi segala. Kita mah udah pada tau partai yang lagi punya calon tu apa aja. Yang belom ketauan kan kontribusi konkretnya buat masyarakat, alias realisasi janji-janji partai (atau individu) yang “weng-weng-weng-weng” itu tadi…

Mendingan ngapain gitu kek. Bakti sosial. Bikin pentas seni yang performer-nya bukan motor gede dengan knalpot modif, tapi penyanyi, dancer, magician, debhus, ato senam lantai. Bangun infrastruktur yang dikasi plakat nama partai (kalo boleh lho yaaa…). Bagi-bagi beras ke anak kos dan kontrakan. Dan sebahagianya…

Gitu ya, oom-oom, tante-tante…

Cuman curhat sih.

Capek tauk denger suara knalpot kenceng yang nadanya juga ga jelas kemana. Fals. Desibel tinggi. Bikin pecah gendang telinga ama otak.

Sekian.

Love,
^nee^

Posted in The Lessons

Sist Code #2 – Jujur

Sist-code yang kedua ini penting banget buat menjaga kewarasan diri sendiri and the gank. Beneran deh!
Buat aku pribadi, my sistas adalah pendamping hidup. Seringkali aku memilih untuk bersama pacar, tapi somehow, saat aku jatuh, my sistas were there for me. Always. Bahkan, tanpa aku perlu jatuh pun, mereka selalu ada.
Jadi, aku berkewajiban untuk selalu terbuka dan jujur, tentang perasaanku, tentang segala detail hidupku.
Dengan kejujuran, aku tetap waras… karena aku tak perlu membawa sendiri beban-bebanku.
Dengan kejujuran, aku menunjukkan pada my sistas bahwa aku mempercayai mereka. Mempercayakan rahasia-rahasia terkecil dan terbesarku…

Posted in The Lessons

Sist Code #1 – Harus Menghargai Orang Lain

1404180217

Sista…
Ini adalah salah satu hal penting yang perlu banget dipraktekin sehari-hari: kita harus menghargai orang lain. Salah satu dasarnya adalah pesan dari kutipan di atas: Kalo kamu nggak senang dengan kelakuan tertentu dari orang lain, ya jangan berharap bahwa orang lain itu bakal merasa baik-baik saja dengan kelakuanmu yang ternyata sama aja.

Berdasar kutipan tadi dan konteks yang lebih luas, ada banyak aplikasi dari menghargai orang lain. Contohnya…

  • Nggak ngobrol kenceng-kenceng pas lagi nongkrong di tempat yang ada live music-nya… Perform tu capek, jadi patut dihargain.
  • Tepuk tangan setelah ada performance apa aja.
  • Ramah ama orang yang ngajak kenalan. Kalo dah mulai rese, baru deh dijutekin.
  • Menyimak pas temen lagi cerita. Apalagi pas lagi curhat.
  • Nggak ngejek fisiknya orang. Kecuali kalo pas becandaan ama sesama sista, itu pun juga harus tau batesnya.
  • Ndengerin pendapat orang lain. Kalo pendapatnya berupa solusi atas curhatan kita, dipraktekin deh, jangan didengerin doang.
  • Kalo punya temen yang introvert dan lebih nyaman berada sendirian, beri dia privasi sewaktu-waktu.
  • Kalo abis minjem barang orang lain, kembaliin ke tempatnya. Kasian tuh kalo pas dia butuh dan nyarinya jadi susah.
  • Kalo lagi nginep di tempat orang lain, ikutin aturan di rumahnya dan bantu sebagian pekerjaan rumah (misalnya nyuci piring, nyapu kamar, buang sampah di tempatnya).
  • dll.

“Sist code nggak bersifat mengikat. Tapi kalo bisa, dihayati deh… Trus dilaksanakeun…”